Rajin Ibadah dan Sedekah tapi Rezeki Bisa Seret dan Usaha Bangkrut Gara-gara Ucapkan Hal Ini

Senin, 6 Des 2021 12:25 WIB
Rajin Ibadah dan Sedekah tapi Rezeki Bisa Seret dan Usaha Bangkrut Gara-gara Ucapkan Hal Ini

Brilian°Kajian – Gus Baha mengungkap seseorang yang rajin ibadah dan sedekah rezekinya bisa seret dan usahanya bangkrut jika sering mengucapkan hal ini.

Saat seseorang rajin beribadah dan bersedakah salah satu harapannya biasanya adalah kelancaran rezeki dan usaha.

Namun, beberapa orang yang rajin beribadah dan bersedekah bisa saja tetap mengalami rezeki yang seret.

Bacaan Lainnya

Bahkan usahanya tidak berjalan lancar, misalnya mengalami kebangkrutan.

Dikutip dari YouTube Kalam – Kajian Islam Gus Baha mengungkap sebab dari semua itu bisa jadi karena seseorang sering mengucapkan satu perkataan.

Ia mengisahkan bahwa banyak ulama dan ahli ibadah puluhan tahun pada akhirnya terjerumus maksiat dan dosa besar.

“Itu menunjukkan yang penting orang itu berlindung pada Allah SWT,” kata Gus Baha dikutip dari YouTube Kalam – Kajian Islam yang diunggah pada 2 Oktober 2020.

Yang terjadi pada ulama atau ahli ibadah tersebut dikarenakan dalam ibadahnya seseorang sering mengucapkan perkataan yang sering menggiring perbuatannya pada sifat ujub.

“Misalnya Anda sholat merasa, ‘Ya Allah aku sudah sholat Engkau menerima, aku sudah zakat Engkau menerima’,” kata Gus Baha.

“Yang membuat kamu berkata ‘aku’, ‘aku’, itu yang membuatmu rawan tidak ikhlas,” jelasnya.

“Coba kamu ingat dimulai dari Tuhan terus, mau tidak ikhlas itu sulit,” kata Gus Baha.

Ia memberikan contoh sebagai berikut.

“Ya Allah Engkau mentakdirku bisa sholat, Engkau mentakdirku bisa zakat,” contoh Gus Baha.

“Cuma berkata Alhamdulillah,” kata dia.

“Alhamdulillah Tuhan, saya bisa zakat,”

“Sudah nggak kepikiran ingin diberi terimakasih (atau) ingin dapat surga,” jelasnya.

Berbeda dengan orang yang berucap sebagai berikut.

“Aku sudah sholat berkali-kali rezeki tetap seret,” contoh Gus Baha.

“Aku sudah berdoa terus loh, Gus, tetap saja tokoku bangkrut,” ia memberi contoh yang lain.

“Pokoknya berkata ‘aku’-‘aku’ itu menyebabkan masalah, karena membuat rohhadun nafsi,” kata Gus Baha.

“Menyebabkan ujub kalau banyak mengatakan ‘aku’-‘aku’,” jelasnya.

“Coba Anda pertama menyebut kata Allah,” kata Gus Baha.

Misalnya;

“Alhamdulillah, Gus, saya diberi Allah, atau Allah memberiku begini, memberiku uang banyak, Allah memberiku taufik mau berzakat,”

“Udah tidak kepikiran yang mau menyebut-nyebut amalannya,”

“Karena kebesaran Allah ini akan melumat ujub Anda,”

Itulah sebabnya dalam semua dzikir tidak disematkan kata ‘aku’.

“Semua dzikir yang diajarkan ke kita itu tidak ada yang menyebut ‘aku’,” kata Gus Baha.

“Tidak ada dzikir hamidtullah, saya memuji Allah, itu nggak ada,” jelasnya.

“Ya langsung, alhamdulillah, alhamdulillah,”

Bahkan hal ini menurut Gus Baha diajarkan di semua agama.

“Makanya semua agama mengajari tidak menyebut, ‘aku’,” kata dia.

Penyebutan kata ‘aku’ hanya digunakan saat seseorang bersalah atau hal yang buruk.

“Kecuali masalah jelek, malah disuruh menyebut,” kata Gus Baha.

“Astagfirullahaladzim, ‘aku’ banyak dosanya, mohon ampuni Ya Tuhan,” contohnya.

“Benar, kalau jelek akuilah biar tidak besar kepala,”

Untuk itu hindari menyebut kata ‘aku’ dalam berdoa pada Allah selain menyebut kesalahan atau hal-hal jelek.

“Sekarang saya terangkan kenapa tidak menyebut ‘aku’, itu ada sirri-nya,” kata Gus Baha.

“Supaya membuang ujub, membuang haddun nafsi,”

“Kamu berkata ‘aku’-‘aku’ itu dihentikan, kecuali mengaku dosa (baru) benar,”

“(Kalau perbuatan yang sudah) Benar (diimbuhi) berkata aku-aku, (maka) alamat banyak menuntut,” kata Gus Baha.

Kata Hikam, “Kamu kok menuntut pahala pada dzat yang memberi hadiah?”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *