Surabaya – Di tengah derasnya arus digitalisasi global, Anggota Komisi VII DPR RI Ir. H. Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyerukan pentingnya penguatan ideologi dan nasionalisme sebagai benteng utama bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Hotel Elmi Surabaya, Rabu (15/10) sore.
Kegiatan tersebut diikuti sekitar 150 peserta dari berbagai elemen masyarakat, dan turut dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Dr. Darsono, Drs. M.Si, Cahyo Harjo Prakoso, S.H., M.H. (anggota DPRD Jatim Komisi E dan Banggar), Bahtiyar Rifai, S.H. (Wakil Ketua DPRD Surabaya), serta Moch. Wahyudin, S.H., M.M. (Direktur SDM dan Umum PT Dharma Lautan Utama).
Dalam sambutannya, BHS menegaskan bahwa Empat Pilar MPR RI—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—harus menjadi pegangan hidup berbangsa dan bernegara. Sosialisasi ini, katanya, merupakan amanat konstitusional anggota DPR RI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014.
“Ini sudah kegiatan keenam kami. Harapannya, nilai-nilai Empat Pilar ini tidak berhenti di peserta saja, tapi juga disebarkan ke lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan masyarakat,” ujar BHS.
Bambang Haryo menilai, pengamalan nilai-nilai Pancasila sejalan dengan berbagai kebijakan nasional yang berpihak kepada kesejahteraan rakyat. Ia mencontohkan keberhasilan pemerintah dalam menekan impor pangan dan mendorong swasembada beras serta jagung sebagai bukti nyata implementasi sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Sekarang kita sudah bisa mengurangi impor beras, jagung, gula, dan garam. Bahkan, Indonesia sudah mengalami surplus beras dan jagung. Ini bukti bahwa nilai-nilai Pancasila benar-benar dijalankan dalam kebijakan nasional,” tegas politisi Partai Gerindra asal Surabaya itu.
BHS juga menyoroti kemandirian energi nasional sebagai salah satu bentuk nyata semangat nasionalisme di bidang ekonomi. Ia menyebut pembangunan kilang minyak dalam negeri sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor.
“Ini adalah wujud nyata semangat nasionalisme dan kemandirian bangsa. Kita harus berdaulat dalam energi, pangan, dan industri, sesuai dengan amanat Empat Pilar Kebangsaan,” tambahnya.
Sementara itu, narasumber Dr. Darsono, Drs. M.Si menekankan bahwa penguatan ideologi sangat penting di tengah gempuran informasi digital yang berpotensi mengikis nilai-nilai kebangsaan.
“Generasi sekarang menghadapi tantangan berbeda. Di era digital, nilai-nilai kebangsaan bisa tergerus jika tidak terus diperkuat lewat edukasi dan sosialisasi seperti ini,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi konsistensi Bambang Haryo dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat.
“Empat Pilar tidak boleh hanya menjadi slogan, tapi harus dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Darsono berharap kegiatan seperti ini dapat terus digelar dengan melibatkan lebih banyak kalangan muda agar ideologi Pancasila tetap tertanam kuat di tengah perubahan zaman.
“Kita harus memastikan generasi penerus tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila agar Indonesia tetap kokoh dan berdaulat di tengah arus globalisasi,” pungkasnya.
Kegiatan yang berlangsung hangat dan interaktif tersebut berhasil membangkitkan semangat kebersamaan serta nasionalisme peserta. Nilai-nilai Empat Pilar MPR RI diharapkan terus menjadi landasan moral dan arah pembangunan bangsa menuju Indonesia yang maju dan berdaulat.




