Brilian•BANDUNG — Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mencatat peningkatan signifikan. Berdasarkan survei Badan Litbang Kompas pada 2–5 Juli 2025, angka kepuasan warga melejit dari 44 persen di awal masa pemerintahan menjadi 66 persen .
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan rasa syukur atas capaian ini. Namun, dia juga menegaskan bahwa tantangan Pemkot masih sangat berat .
Menurut Farhan, peningkatan tersebut tidak lepas dari kerja keras jajaran OPD dan pegawai hingga tingkat kewilayahan. Ia menyoroti penurunan keluhan soal sampah—dulu menjadi isu utama—yang kini turun ke peringkat ketiga . “Ini menunjukkan kita berada di jalur yang benar, meski belum tuntas sepenuhnya,” tuturnya, Senin (11/8/2025) .
Meski begitu, dua persoalan krusial masih jadi fokus utama: pengangguran dan kemacetan. Pemkot memberikan instruksi kepada Dinas Ketenagakerjaan untuk mengembangkan program bursa kerja dan padat karya. Sementara itu, Dinas Koperasi dan UKM diminta mengoptimalkan ke-151 Koperasi Merah Putih untuk membuka peluang usaha bagi masyarakat .
Terkait kemacetan, Pemerintah Kota Bandung bersama Kementerian Perhubungan tengah mengembangkan sistem transportasi umum terpadu dan modern, yang akan menghubungkan jalur barat–timur dan selatan–utara kota .
Selain dua isu utama tersebut, Farhan juga menyoroti isu penting lainnya, seperti penerangan jalan umum (PJU), sanitasi lingkungan, ketersediaan beras, serta tingginya kasus demam berdarah di Kota Bandung pada paruh pertama 2025—menjadikannya daerah tertinggi di Jawa Barat—sehingga pihaknya menekankan pencegahan dan perbaikan lingkungan sebagai prioritas .
Dia menutup dengan pesan menyemangati:
“Kritik adalah vitamin untuk perbaikan. Obat yang baik tidak pernah manis. Mari kita jawab kritik dengan kinerja, menjaga integritas, soliditas, dan semangat gotong royong”.**