Brilian•BANDUNG – Suasana dapur di Politeknik Pariwisata NHI Bandung terasa berbeda pada Rabu, 8 Oktober 2025. Dua chef asal Prancis, Fabrice Drouet dan Thomas Goguillon, hadir langsung untuk membagikan ilmu kuliner khas negeri mode dalam acara Masterclass French Cuisine & Art Service.
Kegiatan ini menjadi bagian dari Pekan Cita Rasa Prancis atau Le goût de France – Cita rasa Prancis j’adore!, hasil kerja sama antara Poltekpar NHI Bandung, Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, Institut Français Indonesia (IFI), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Melalui kelas ini, para mahasiswa jurusan kitchen, bar, dan service diajak memahami filosofi gastronomi Prancis yang terkenal elegan dan berkelas—mulai dari seni penyajian, tata rasa, hingga teknik pelayanan yang menjadi roh industri kuliner Prancis.
Program ini juga merupakan bagian dari ARIF (Apprentissage Restauration Indonésie–France), inisiatif pendidikan antara Indonesia dan Prancis yang memperkuat kerja sama vokasi di bidang pariwisata dan kuliner. Melalui program ini, enam mahasiswa Indonesia terpilih mendapat kesempatan belajar dan magang langsung di Prancis. Dua di antaranya berasal dari Poltekpar NHI Bandung, menunjukkan kualitas SDM kampus ini yang diakui secara internasional.
Asisten Deputi Pengembangan Usaha dan Akses Permodalan Kemenparekraf, Hanifah Makarim, menyebut gastronomi menjadi salah satu fokus utama pengembangan pariwisata nasional tahun ini. “Prancis dikenal dengan tradisi gastronominya yang kuat. Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa belajar langsung dari ahlinya dan mengembangkan potensi kuliner lokal agar berdaya saing global,” ujarnya.
Sementara itu, Konselor Kerja Sama dan Kebudayaan sekaligus Direktur Institut Français Indonesia, Jules Irrmann, mengatakan bahwa Masterclass ini menjadi wujud kolaborasi jangka panjang antara kedua negara. “Program ARIF adalah bentuk nyata hubungan pendidikan dan kebudayaan antara Indonesia dan Prancis. Kami berharap pertukaran keahlian ini terus berlanjut dan melahirkan generasi profesional di bidang kuliner dan pariwisata,” ungkapnya.
Antusiasme peserta terlihat sejak awal sesi. Mereka mempraktikkan teknik memasak dan penyajian khas Prancis, sambil belajar nilai profesionalisme dan kreativitas yang menjadi ciri khas industri kuliner Eropa. Acara ditutup dengan jamuan makan siang hasil kreasi peserta yang disajikan kepada tamu undangan—sebuah penutup yang menggambarkan harmoni antara cita rasa, keterampilan, dan semangat berbagi lintas budaya.**