Muhadi Terpilih Menjadi Ketua PGRI Tulungagung Masa Bakti 2025-2030 Secara Aklamasi

Minggu, 6 Jul 2025 21:50 WIB
Muhadi Terpilih Menjadi Ketua PGRI Tulungagung Masa Bakti 2025-2030 Secara Aklamasi

Brilian-news.id | Tulungagung – Dunia Pendidikan Kabupaten Tulungagung hari ini semua tertuju di Kantor PGRI Cabang Tulungagung, yang digelar di Jln. Raya Tulungagung – Popoh. Pada Kamis (03/07/2025).

Muhadi, M.Pd., Kepala SDN Kampungdalem 1 Tulungagung, kembali dipilih secara Aklamasi untuk memimpin Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tulungagung Periode 2025–2030. Ini Sebuah Amanah, namun dari rasa percaya yang tumbuh dalam kesadaran kolektif akan pentingnya Integritas dan keberlanjutan perjuangan.

Hampir 96 persen dari seribu lebih Anggota yang tergabung dalam 19 Cabang hadir dalam Konferensi PGRI Kabupaten Tulungagung ini sebuah representasi nyata dari semangat musyawarah, partisipasi, dan penghormatan terhadap mekanisme organisasi. Aklamasi itu tak ubahnya ungkapan bahwa kepemimpinan bukan sekadar Jabatan administratif, melainkan kesanggupan untuk terus berdiri dalam arus pengabdian yang jernih dan Akuntabel.

Bacaan Lainnya

Bapak Muhadi.M.Pd., bukan nama baru dalam catatan sejarah PGRI Tulungagung, pada Periode sebelumnya (2019–2024), Muhadi telah memenangkan kepercayaan 874 dari 1.032 Pemilih, Kini kepercayaan yang kembali diberikan padanya bukan hanya pengulangan, melainkan pengukuhan harapan akan pengelolaan organisasi yang Profesional, berprinsip, dan berkeadaban.

Ketua PGRI Tulungagung terpilih, Muhadi.M.Pd., dalam sambutannya menyatakan, “Meski ada Dinamika, semua proses tetap dijalankan dalam koridor AD/ART PGRI. Ini bukan hanya soal prosedur, tetapi fondasi etik dari sebuah organisasi yang besar,” terangnya.

Muhadi juga mengurai capaian selama masa kepemimpinannya, dari pembangunan sarana, peningkatan profesionalisme, hingga kesejahteraan Guru, dikerjakan bukan demi pencitraan, tapi sebagai bentuk nyata dari tanggung jawab moral terhadap Para Pendidik Bangsa,” tegasnya.

Yang menarik, dalam forum itu, Muhadi tidak terjebak dalam glorifikasi keberhasilan. Ia justru memilih menyuarakan dua harapan mendasar kepada Ketua DPRD Tulungagung, Marsono: keberlanjutan Anggaran Bosda serta kepastian nasib Para Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT). “Ini bukan permintaan biasa. Ini jeritan nurani yang telah kami perjuangkan bertahun-tahun dalam Musrenbang dan berbagai ruang kebijakan,” tegasnya.

Marsono.S.sos dalam tanggapannya yang bijak, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah tetap mempertimbangkan hal ini dalam bingkai postur Anggaran dan Asas kemaslahatan. “Diskusi terbuka selalu menjadi ruang kita bersama. Selama itu membawa kebermanfaatan dan tidak melukai prinsip keadilan, tentu kita bahas bersama,” ujarnya.

Konferensi yang dihadiri oleh Sekretaris PGRI Jawa Timur, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Tulungagung-Trenggalek, Kodim 0807, serta Ratusan undangan itu pun menjadi penanda bahwa Organisasi profesi Guru ini tidak hanya masih relevan, tapi juga menjadi tiang penyangga moralitas publik di tengah perubahan zaman.

Dalam peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan sejati bukan sekadar kemampuan memerintah, akan tetapi juga bersedia untuk mendengar, mengabdi, dan berani mengambil Tanggung jawab di tengah keraguan dan ketidakpastian PGRI Tulungagung.

PGRI Tulungagung tetap menunjukkan bahwa keteguhan dan komitmen moral adalah pondasi penting untuk kemajuan dunia Pendidikan Kabupaten Tulungagung,” pungkasnya.

(Lmd)

Pos terkait