Brilian°Pasuruan – Polemik muncul terkait keberadaan bangunan Indomaret di Jalan Pantura No.9, Dusun Patang Puluh, Desa Sumberagung, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan. Gerai ritel modern itu diduga kuat berdiri di atas lahan milik pengairan, sehingga memantik kritik tajam dari Aliansi Madura Indonesia (AMI) dan masyarakat sekitar.
Tim media bersama AMI melakukan konfirmasi langsung kepada salah satu petugas pengairan Provinsi Jawa Timur. Hasilnya mengejutkan: pihak pengairan memastikan bahwa tidak ada pihak yang menyewa lahan pengairan di lokasi tersebut.
Namun, informasi di lapangan menyebutkan berbeda. Warga setempat menuturkan lahan itu justru disewakan dengan nilai fantastis, yakni sekitar Rp400 juta untuk jangka waktu 10 tahun, dan disebut-sebut masuk ke desa.
Saat dimintai keterangan, perangkat Desa Sumberagung menyatakan bahwa lahan itu sudah dilakukan tukar guling dengan tanah lain. Tetapi, ketika diminta menunjukan bukti atau lokasi tanah pengganti, pihak desa justru memilih bungkam dan enggan memberikan penjelasan lebih lanjut hingga berita ini diturunkan.
Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar: jika benar lahan tersebut milik pengairan, bagaimana bisa berubah menjadi area komersial tanpa izin resmi? Jika benar ada tukar guling, di mana bukti konkret tanah pengganti?
Aliansi Madura Indonesia menilai kasus ini bukan sekadar persoalan administratif, tetapi berpotensi mengarah pada penyalahgunaan aset negara. “Kami akan mendalami dugaan permainan lahan ini. Tidak boleh ada praktik semacam ini yang dibiarkan, apalagi menyangkut kepentingan publik,” tegas salah satu anggota AMI.
Kasus ini semakin membuka mata publik tentang praktik abu-abu dalam pengelolaan aset negara di daerah. Masyarakat menunggu jawaban tegas dari pemerintah desa, instansi pengairan, hingga aparat penegak hukum: apakah keberadaan gerai Indomaret di atas tanah pengairan legal atau justru melanggar hukum.
Tim-Redaksi
