Brilian•BANDUNG – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau langsung lokasi terdampak banjir dan longsor di Kampung Sukagalih RT 01 dan RT 03 RW 06, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, pada Senin, 7 April 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia menyampaikan keprihatinan sekaligus menginstruksikan langkah cepat untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

Salah satu langkah yang didorong oleh Farhan adalah pemanfaatan kembali sistem peringatan tradisional, seperti kentongan, sebagai metode penyebaran informasi dini di wilayah rawan bencana.

“Di wilayah seperti ini, kecepatan informasi itu sangat penting. Kalau sudah terlihat Manglayang tertutup awan dan hujan deras turun, aparat wilayah seperti RT, RW, Linmas, lurah hingga camat harus segera memberi peringatan menggunakan kentongan. Ini metode lama tapi efektif,” ujarnya.

Baca Juga :  Kota Bandung dan Singapura Jajaki Ulang Kolaborasi Strategis di Bidang Pendidikan dan Investasi

Menurutnya, kentongan menjadi solusi yang sederhana namun efisien, karena tidak memerlukan perangkat canggih namun mampu menjangkau warga secara cepat. Sistem ini mulai disosialisasikan kepada aparat kewilayahan agar menjadi bagian dari deteksi dini berbasis komunitas.

Farhan juga menekankan pentingnya mitigasi sebagai langkah realistis, mengingat normalisasi sungai di beberapa titik tidak memungkinkan dilakukan dalam waktu dekat. Ia menyebut bahwa Pemkot Bandung terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah sekitar untuk merumuskan solusi jangka panjang, termasuk penataan aliran sungai lintas wilayah.

Baca Juga :  Pemkot Bandung Serahkan Gerobak Sampah ke RW 14 Jatihandap, Dukung Wilayah KBS

“Saya sebagai Wali Kota berprinsip tidak akan menggusur warga. Tapi kalau memang ada warga yang merasa tidak aman tinggal di lokasi rawan, kami sudah siapkan tempat relokasi yang aman dan layak,” tambahnya.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari perangkat RW, kelurahan, kecamatan, hingga organisasi kemasyarakatan, untuk terlibat aktif dalam upaya penanganan bencana.

“Gotong royong dan kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama. Jangan bergantung hanya pada pemerintah,” tegas Farhan.

Tag: Kota Bandung, Muhammad Farhan, bencana alam, longsor Bandung, banjir Bandung, kentongan, sistem peringatan dini, relokasi warga, mitigasi bencana, Ujungberung, kelurahan Pasirjati, antisipasi bencana**