Brilian•BANDUNG – Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) mengunjungi Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung dalam rangkaian kegiatan BKSAP Day, Senin (24/3/2025). Kegiatan ini menjadi momentum bagi para wakil rakyat untuk berdialog langsung dengan akademisi terkait isu-isu strategis global, khususnya keikutsertaan Indonesia dalam BRICS dan rencana menuju OECD.
Empat anggota DPR RI dari berbagai fraksi hadir dalam kunjungan ini, yaitu Muhammad Husein Fadlulloh (Fraksi Gerindra), Bramantyo Suwondo (Fraksi Demokrat), Abdullah (Fraksi PKB), dan Surya Utama atau Uya Kuya (Fraksi PAN). Mereka mengangkat topik peran parlemen dalam dinamika ekonomi internasional dan membuka ruang diskusi dengan kalangan kampus.
Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Muhammad Husein Fadlulloh, menyampaikan bahwa forum ini sangat penting dalam menjaring pandangan kritis dan masukan substansial dari dunia pendidikan. Ia menilai bahwa akademisi USB YPKP memiliki pandangan yang tajam dalam merespons kebijakan luar negeri Indonesia, khususnya mengenai BRICS dan OECD.
“Diskusi ini memberi banyak wawasan dan masukan. Ini memperkaya perspektif kami dalam menjalankan fungsi pengawasan dan diplomasi parlemen,” kata Husein.
Dalam dialog tersebut, turut dibahas potensi tantangan hubungan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat, khususnya jika Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS. Namun demikian, menurut Husein, belum ada sinyal kebijakan konkret dari Washington yang bisa dijadikan rujukan.
Sementara itu, Rektor USB YPKP, Dr. Didin Saepudin, menyambut antusias kegiatan ini. Ia menyebut forum seperti BKSAP Day perlu diperluas agar masukan dari perguruan tinggi bisa terus tersalurkan kepada pemangku kebijakan.
“Kami berharap sinergi ini terus berlanjut. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga kerja sama pendidikan seperti pertukaran pelajar atau program beasiswa ke negara-negara BRICS,” ujarnya.
Senada, Ketua Yayasan YPKP Bandung, Dr. H. Ricky Agusiady, menilai keanggotaan Indonesia di BRICS dan OECD menjadi langkah strategis yang memperluas peran Indonesia di kancah global, baik secara ekonomi maupun diplomasi.
“Diskusi ini membuka ruang akademisi untuk memberi perspektif yang berimbang antara potensi dan ancaman. Diharapkan hal ini bisa jadi bahan pertimbangan bagi DPR dan pemerintah dalam merumuskan kebijakan,” tuturnya.
Melalui kegiatan seperti ini, DPR RI dan dunia pendidikan diharapkan dapat terus bersinergi dalam membangun arah kebijakan luar negeri yang inklusif dan berbasis pengetahuan.**
Tinggalkan Balasan