Singapura ° Brilian News.id | Empat santri dari Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto mengikuti Program Dakwah Ramadan (PDR) 2025 di Singapura. Kegiatan ini berlangsung dari 28 Februari hingga 11 Maret, dengan pendampingan oleh Ustadz Ardhian Zahroni. Program ini bertujuan memberikan pengalaman dakwah di luar negeri, khususnya di negara dengan Muslim sebagai minoritas.
Keempat santri yang berpartisipasi adalah M. Abiyyu Dias Nabil, Rois Suryo, M. Shadan Saffard, dan Kevin Damar M., yang merupakan santri Kelas 11 Ponpes eLKISI. Mereka bertugas membantu kegiatan sosial di Masjid Al Istighfar, seperti menyiapkan hidangan berbuka puasa, mengikuti kajian, dan tadarus Al-Qur’an. Setiap Ahad, mereka juga menyampaikan kultum berbahasa Inggris di Madrasah Huda yang dikelola oleh Ustadz Abdul Hakeem.
Sebelum berangkat, para santri menjalani persiapan matang, termasuk latihan kultum, pembekalan bahasa Inggris, dan pembuatan video perkenalan.

Ustadz Ardhian Zahroni menilai pengalaman ini sangat penting. “Santri belajar bahwa dakwah memiliki tantangan berbeda di setiap tempat, apalagi di negara dengan Muslim minoritas seperti Singapura,” ujarnya. 28 Februari 2025
Salah satu peserta, M. Abiyyu Dias Nabil, mengungkapkan rasa syukur bisa ikut serta. “Ini pengalaman pertama saya berdakwah di luar negeri. Tantangannya adalah menyampaikan Islam dengan bahasa asing, tetapi kami telah berlatih sebaik mungkin,” katanya.
Kehadiran mereka disambut hangat oleh komunitas Muslim Singapura. Selama di sana, mereka tinggal di basement Madrasah Huda dan menjalani jadwal padat dari subuh hingga malam. Salah satu tugas utama mereka adalah membantu menyiapkan 3.000 mangkuk bubur setiap hari untuk berbuka puasa.

Sebagai tuan rumah, Ustadz Abdul Hakeem mengapresiasi kontribusi santri eLKISI. “Kami senang menerima santri dari Indonesia. Mereka sangat membantu kegiatan Ramadan dan ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka,” tuturnya.
Jamaah setempat juga terkesan dengan disiplin, keramahan, dan semangat para santri. Melalui PDR 2025, diharapkan para santri semakin memahami tantangan dakwah di berbagai kondisi dan menjadi dai yang tangguh serta berwawasan luas. Dengan semangat dakwah yang terus menyala, mereka siap melanjutkan misi dakwah ke seluruh dunia.
Tinggalkan Balasan