Brilian•KOTA BANDUNG – Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada September 2024 tercatat 3,67 juta orang atau 7,08 persen dari total populasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat menunjukkan penurunan 0,38 persen poin dibandingkan Maret 2024 yang sebanyak 3,85 juta orang.
Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, menyebutkan kondisi ekonomi makro yang stabil menjadi pendorong penurunan angka kemiskinan ini. “Inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang positif, dan program bantuan pemerintah memberikan kontribusi besar terhadap penurunan kemiskinan,” kata Darwis saat merilis data resmi di Aula BPS Jawa Barat, Rabu (15/1).
Garis Kemiskinan (GK) September 2024 tercatat sebesar Rp535.509 per kapita per bulan, meningkat 2,19 persen dibandingkan Maret 2024. Komoditi makanan mendominasi penyumbang garis kemiskinan dengan porsi 74,72 persen. Di perkotaan, beras, rokok kretek filter, dan daging ayam ras menjadi komoditi terbesar, sementara di perdesaan didominasi oleh beras, rokok, dan telur ayam ras.
Menurut status wilayah, kemiskinan di perkotaan turun 0,42 persen poin atau sekitar 141 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun 0,22 persen poin atau sekitar 39 ribu orang. Namun, Gini Ratio perkotaan sebesar 0,439 lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang berada di angka 0,327. Secara keseluruhan, Gini Ratio Jawa Barat meningkat menjadi 0,428 pada September 2024, yang masih masuk kategori ketimpangan sedang.
Darwis juga memaparkan bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan perbaikan. Indeks P1 turun dari 1,21 pada Maret 2024 menjadi 1,05 pada September 2024, sementara Indeks P2 turun dari 0,29 menjadi 0,24.
“Kemiskinan secara umum terus membaik, namun upaya untuk mengurangi ketimpangan terutama di wilayah perkotaan perlu menjadi perhatian bersama,” tutup Darwis.
Tinggalkan Balasan