Brilian •KARAWANG – Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) meluncurkan program Wawasan Nusantara di Desa Kutamaneuh, Karawang, Jawa Barat. Program ini merupakan pengembangan dari WASH+ (Water Access, Sanitation and Hygiene +), yang bertujuan untuk menciptakan perubahan berkelanjutan dalam pengelolaan air, sanitasi, sampah, dan nutrisi masyarakat.
Wawasan Nusantara memperluas ruang lingkup WASH+ dengan menambahkan fokus pada pengelolaan sampah padat dan cair, peningkatan gizi melalui pertanian rumah tangga, serta pemberdayaan usaha mikro berbasis sampah dan produk pertanian. Pendekatan ini menghubungkan air, sanitasi, sampah, dan nutrisi dalam upaya pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. CCEP Indonesia berharap program ini dapat mempercepat perubahan positif yang mencakup kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Menurut data Bank Dunia (2020), Indonesia menghadapi tantangan besar terkait akses sanitasi. Sekitar 100 juta penduduk Indonesia masih kekurangan akses ke fasilitas sanitasi yang layak, dengan lebih dari 60 juta orang terpaksa buang air besar di tempat terbuka, yang memicu penyebaran penyakit seperti diare. Hal ini berdampak pada kerugian ekonomi negara sebesar $3,3 miliar per tahun akibat sanitasi yang buruk (Borgen Project, 2020).
Untuk mengatasi masalah ini, CCEP Indonesia bersama mitra pelaksana Water Stewardship Indonesia (WSI) dan Safe Water Gardens (SWG) telah memulai serangkaian langkah strategis di Desa Kutamaneuh. Dimulai dengan sensus desa untuk merancang intervensi berbasis data, program ini meliputi penyediaan akses air bersih, fasilitas sanitasi, serta pengelolaan sampah dan pengembangan pertanian rumah tangga. Selain itu, pelatihan bagi masyarakat dan aparat desa turut dilaksanakan guna meningkatkan pemahaman tentang sanitasi, nutrisi, serta keterampilan pengelolaan sampah dan usaha mikro.
Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, mengungkapkan, “Peluncuran WAWASAN Nusantara merupakan langkah penting dalam memperluas WASH+, yang kini mengintegrasikan pengelolaan sampah dan nutrisi berkelanjutan. Dengan kolaborasi bersama para pemangku kepentingan, kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan pada 2030.”
Sebagai bagian dari peluncuran program ini, CCEP Indonesia menyelenggarakan diskusi panel bertema “Pendekatan Terpadu dalam Menyediakan Akses Air Bersih, Sanitasi, dan Higienitas: Sebuah Telaah dari Proyek Berbasis Masyarakat”.
Fany Wedahuditama dari Water Stewardship Indonesia menyoroti pentingnya sensus desa dalam merancang intervensi berbasis data. “Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang mendukung kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Eka Jatnika Sundana, Kepala Bidang Ekonomi & Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, menambahkan, “Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting dalam mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Program seperti WAWASAN Nusantara sangat dibutuhkan untuk mewujudkan perubahan yang lebih cepat dan efektif”.
Program ini juga mendapat sambutan positif dari Camat Tegalwaru, Bunawan. “WAWASAN Nusantara diharapkan dapat memperluas manfaat yang telah diberikan oleh program WASH+ di Desa Kutamaneuh, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ungkapnya.
“Kami berharap, kata Lucia, WAWASAN Nusantara dapat memberikan dampak yang komprehensif dan menjadi model yang bisa diterapkan di daerah lain, seiring dengan upaya kami dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pencapaian target pembangunan nasional”.
Sebagai bagian dari rencana aksi keberlanjutan This is Forward, program ini mendukung komitmen CCEP Indonesia untuk mencapai penggunaan air regeneratif 100% pada tahun 2030 dan berkontribusi pada upaya menciptakan dunia tanpa sampah melalui ekonomi sirkular yang inklusif. Melalui metodologi berbasis data dan pemberdayaan masyarakat, WAWASAN Nusantara diharapkan menjadi katalisator percepatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.**