Brilian News.id | Gresik – Hujan yang akhirnya turun di wilayah Driyorejo setelah lama dinantikan warga justru membawa masalah baru. Hujan yang turun sekitar satu jam itu menyebabkan banjir di sejumlah titik rawan, salah satunya di jalur Sumput-Semambung. Jalur ini sudah lama menjadi langganan banjir, bahkan setelah proyek peninggian jalan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah pada pertengahan 2023 lalu.

Peninggian jalan di jalur Sumput Driyorejo, yang menelan anggaran lebih dari Rp 5 miliar dari APBD Kabupaten Gresik (data; LPSE Kabupaten Gresik), dilaksanakan pada Juni hingga Juli 2023. Namun, upaya tersebut dinilai kurang efektif dalam mengatasi banjir. Hanya dalam waktu singkat setelah hujan, air langsung menggenang hingga setengah bodi motor, menyebabkan puluhan kendaraan mogok saat pengendara berusaha melewati jalur tersebut.

“Sudah sering begini, walaupun jalannya ditinggikan, tetap saja kalau hujan deras pasti banjir,” ujar Heru Ketua komunitas GDB (Garda Driyorejo Bersatu) yang sering melintas di jalur tersebut. Akibatnya, beberapa pengendara yang terjebak terpaksa mendorong motor mereka untuk melewati genangan yang cukup dalam. Kondisi ini mengundang kekecewaan banyak warga, yang merasa peninggian jalan belum menyelesaikan masalah banjir di jalur tersebut.

Baca Juga :  Lagi, Polres Gresik Berhasil Ungkap Kasus Pencurian dengan Modus Ganjal Mesin ATM di Gresik

Saat dimintai tanggapan mengenai kondisi banjir yang kembali terjadi, Camat Driyorejo, M. Amri, mengungkapkan bahwa pihak kecamatan telah melakukan tugasnya. “Kami hanya sebatas pengusulan, Itu sudah kami lakukan,” jelas Amri. Senin(4/11/24)

Kondisi air yang meluber ke jalan Semambung – Sumput Driyorejo, saat banjir melanda. (Foto; Brilian News.id)

Ia menambahkan bahwa eksekusi proyek, termasuk implementasi solusi lebih lanjut untuk penanganan banjir, merupakan kewenangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggung jawab di bidang tersebut.

Pernyataan Camat Amri menunjukkan keterbatasan peran dan wewenang kecamatan dalam menangani masalah infrastruktur besar seperti ini. Menurutnya, pihak kecamatan telah berupaya menyampaikan aspirasi warga, namun proses eksekusi dan penanganan teknis ada di tangan OPD terkait.

Baca Juga :  Lagi, Polres Gresik Berhasil Ungkap Kasus Pencurian dengan Modus Ganjal Mesin ATM di Gresik

Kondisi banjir yang terus berulang ini mencerminkan perlunya koordinasi lebih baik antara kecamatan dan OPD terkait untuk menemukan solusi yang efektif. Mengingat Jalur Sumput-Semambung merupakan akses vital bagi warga Driyorejo, yang mengharapkan adanya langkah konkret agar banjir tidak terus-menerus menjadi kendala saat musim hujan tiba.

Selain itu, warga menilai bahwa hanya melakukan peninggian jalan saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah banjir. Mereka berharap pemerintah daerah melakukan kajian menyeluruh terkait sistem drainase dan pengelolaan air hujan, khususnya di jalur-jalur yang rawan banjir. “Kalau setiap hujan masih begini, percuma saja anggaran miliaran untuk peninggian jalan,” tambah Heru menyuarakan harapan warga akan solusi yang lebih komprehensif.

Dengan datangnya musim penghujan, warga khawatir banjir akan semakin parah jika tidak segera ditangani. Mereka berharap ada langkah-langkah konkret yang bisa diambil, mulai dari perbaikan sistem drainase hingga pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir yang lebih efektif, agar akses jalur Sumput-Semambung bisa kembali normal tanpa kendala genangan air yang menghambat.