Brilian•BANDUNG – Tim EIGER Adventure memulai perjalanan menantang menuju salah satu lokasi sekolah terpencil di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dengan menempuh perjalanan darat selama empat jam, tim menuju Madrasah Ibtidaiyah Cangkuang yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur, di puncak pegunungan selatan Bandung, Selasa (25/9/2024).
Sekolah yang terletak di titik tertinggi ini hanya bisa dijangkau menggunakan ojek motor dengan spesifikasi khusus untuk menaklukkan jalan berbatu dan tanjakan curam. Kondisi ini semakin sulit di musim hujan, yang membuat perjalanan semakin berbahaya. Namun, semangat siswa dan guru di MI Cangkuang tak pernah padam meski fasilitas sekolah yang hampir roboh.
Pada kunjungan kali ini, EIGER Adventure membawa lebih dari 70 tas untuk siswa dan 7 tas lainnya untuk guru serta kepala sekolah. Ebenhard Ekaputra, CSR Officer PT Eigerindo MPI, mengatakan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian EIGER terhadap pendidikan di wilayah terpencil. “Kami berharap kedatangan kami bisa membuka jalan bagi bantuan lainnya, baik berupa fasilitas sekolah maupun dukungan lainnya,” ujar Ebenhard.
Kondisi bangunan sekolah yang sangat memprihatinkan, lantai dan langit-langit bolong, tembok roboh, dan ruangan yang tak lagi layak, membuat banyak pihak tergerak untuk membantu. Berawal dari laporan jurnalis Pikiran Rakyat, EIGER akhirnya menyalurkan bantuan kepada sekolah ini.
Kepala Sekolah MI Cangkuang, Asep Surahman, mengungkapkan rasa syukurnya. “Sejak tahun 2000, sekolah kami belum pernah mendapat bantuan. Tas EIGER yang kami terima sangat berarti bagi anak-anak kami, terutama karena mereka kini bisa menggunakan tas berkualitas seperti yang ada di kota,” ujar Asep dengan penuh rasa terima kasih.
Anak-anak MI Cangkuang yang menyambut kedatangan EIGER dengan senyum bahagia, turut mengucapkan rasa syukur. “Kami berharap EIGER bisa kembali ke sini, menyambung silaturahmi dan terus mendukung pendidikan di daerah terpencil ini,” pungkas Ebenhard.
Kunjungan ini menjadi momentum penting bagi MI Cangkuang, bukan hanya sebagai bantuan materiil, tetapi juga sebagai bentuk perhatian terhadap pendidikan di pelosok yang selama ini terlupakan.**