Lumajang| Brilian-news.id,-Lumajang terkesan tidak adanya koordinasi, kemeriahan dalam memperingati hari kemerdekaan merupakan momen eforia warga dalam meluapkan rasa syukur serta mengenang jasa para pahlawan. Berbagai bentuk kegaiatan dilaksanakan setiap daerah mulai lomba sampai karnival. Namun sangat disayangkan ketika ada oknum pengelola parkir yang terkesan mbalelo tidak bisa memilah kreteria warga lokal atau bukan. Kamis (12/9/2024).
Hal ini terbukti adanya keluhan warga kloposawit yang pulang dari kerja dipabrik, saat mau melewati area parkiran tetap diminta untuk membayar parkir.
Dalam unggahan akun @fy di group facebok lapor lumajang (11/9) dia mengeluhkan ulah oknum penjaga parkir yang arogan. Dirinya sudah menjelaskan kalau warga kloposawit pulang kerja pabrik mau kembali kerumahnya sendiri.
Bahkan sampai menunjukan KTP sebagai bukti bahwa dia adalah warga kloposawit, namun hal itu tidak dipedulikan oleh oknum penjaga parkir dan tetap harus membayar.
Tentunya hal itu mendapat respon dari nitizen yang berkomentar diberanda akun @fy tersebut. Salah satunya komentar @ mbah faisol yang mengatakan dalam bahasa jawa, pejabate asline yo krungu tapi kok meneng ae… Ono opo yo… Kudu dipikir (pejabatnya aslinya dengar cuma kok diam saja,, kenapa ya,,, apa yang dipikirkan).
Ditambahkan oleh @mbah faisolfaisol, sikaten wes lapo wedi lek penduduk kloposawit.. Bener pak polisi ora usah dikek i ijin, ,, jarno wes cek gak ono karnaval (sikat saja wes kenapa takut kalau warga kloposawit,,, benar polisi gak kasih ijin biar kapok gak bisa memgadakan karnaval).
Saat berita ini terbit rupanya postingan akun @fy di group lapor lumajang sudah dihapus. Diduga pemilik akun ketakutan kemungkinan besar mendapatkan intimidasi, tentunya perihal seperti ini harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah desa kloposawit dan PPHBN.