Brilian•JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan 9.917 calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat RI pada konferensi pers yang digelar Media Centre KPU, Jumat (3/11/2023), yang dipimpin dan diumumkan langsung oleh Ketua KPU Hasyim Asy’ari pada tanggal, 3 November 2023 kemarin.

Menarik dicermati, salasatunya adalah sosok mantan Kadiv Humas Polri dan Kapolda Bali Irjen Pol Purn Ronny F. Sompie, S.H.,MH., yang tercatat menjadi caleg DPR RI Partai Golkar untuk daerah pemilihan Sulawesi Utara di nomor urut 3.

Tokoh berpangkat jenderal bintang dua ini, juga pernah menjabat Kapolres Sidoarjo tahun 2003 dan Kapolwiltabes Surabaya pada tahun 2009. Ronny Sompie merupakan salasatu tokoh sentral di tubuh Polri yang terbilang moncer pada masanya. Sebelum akhirnya bergeser alih status menjadi ASN Kemenkumham RI pada tahun 2015 dengan jabatan Direktur Jenderal Imigrasi. Institusi tersebut yang mengantarkan Ronny Sompie menerima anugrah tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2019.

Semasa menjabat, baik di Polri maupun di Ditjen Imigrasi, Ronny Sompie dikenal sebagai sosok yang inovatif serta dekat dengan insan media dan masyarakat. Beliau tak ragu untuk memberikan informasi maupun klarifikasi. Sikapnya yang humble, menorehkan kesan tersendiri dalam membuka pintu informasi dari institusi yang dipimpinnya menjadi semakin terbuka.

Informasi yang dihimpun, terjunnya Ronny Sompie ke kancah poltik dan maju menjadi caleg DPR, selain berdasarkan panggilan patriotismenya, juga berkeinginan mengabdi pada NKRI agar semakin baik dan maju.

“Sebagai aparatur negara, pensiun bukan berarti pengabdian dan perjuangan kepada negara berakhir, namun menjadi langkah awal berbaur bersama masyarakat untuk membangun negeri dan kampung halaman menjadi lebih baik dan maju,” ucap Putra Kawanua asal Airmadidi ini saat diwawancarai media, beberapa waktu lalu.

Pasca resmi purna tugas, Ronny Sompie bergabung ke partai politik, Partai Golkar, dan langsung melaksanakan kunjungan ke setiap daerah di Sulwesi Utara yang menjadi calon konstituennya untuk menyerap aspirasi dan membangun jejaring. Ketokohannya sangat membantu masyarakat dalam berkomunikasi. Meski pejabat, Ronny Sompie tak sungkan berbaur hingga tinggal menumpang di rumah warga yang berada di pelosok.

Pada setiap kunjungan sosialisasi ini, Ronny Sompie juga mengajak warga untuk tidak alergi terhadap politik. Karena menurutnya, ruang politik tersebut adalah ruang untuk kepentingan rakyat diperjuangkan.

“Selama menjadi aparatur negara, saya sudah menyambangi banyak wilayah di nusantara ini, dan meski terakhir banyak bekerja di Jakarta, saya juga memperhatikan kampung halaman di Sulawesi Utara. Kini kesempatan saya untuk berjumpa dengan masyarakat Sulawesi Utara semakin luas dan terbuka,” ungkapnya pada satu kesempatan.

Perhatian dari Ketua Dewan Pembina Kerukunan Keluarga Kawanua ini selalu berkaitan dengan kearifan lokal yang dimiliki, potensi kekayaan alam, ekonomi dan budaya di setiap Kabupaten dan Kota yang dikunjungi.
Kunjungannya di Kabupaten Sangihe, Ronnie Sompie tertarik pada UMKM penghasil mie dari sagu, produksi kursi dan meja yang terbuat dari bambu batik, pembuatan alat musik bambu melulu, budaya Masamper (bahkan secara khusus menyaksikan secara langsung Lomba Masamper yang diselenggakaran oleh Kaum Bapak GMIST di Sangihe).

Dalam hal kelautan, ia melihat potensi besar di bidang perikanan.
Begitupun saat di Bolmong Raya, perhatian Ronny Sompie tertuju kepada hasil pertanian padi, pala, kelapa dan cengkih, termasuk kesulitan yang dihadapi para petani dengan adanya birokrasi yang dianggap menyulitkan dalam hal memperoleh pupuk bersubsidi dari Pemerintah. Kunjungan ke Minahasa Raya termasuk Bitung dan Manado, sangat banyak hal yang diperoleh sebagai masukan yang diserap.

Perhatian terhadap upaya pembangunan SDM di Sulut juga menjadi perhatiannya, terutama cara memperjuangkan peluang bagi anak-anak lulusan SMA agar bisa diterima di sekolah kedinasan yang bisa memberikan beasiswa bagi mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu.Tidak hanya itu, bidang lingkungan pun menjadi fokus perhatiannya selain dari budaya dan potensi ekonomi. Termasuk ketahanan pangan.

Mengusung Marijo Batanam, awal tahun lalu Ronny Sompie dan keluarga besarnya memulai dengan menanam pohon di kaki Gunung Klabat sebagai kontribusinya untuk penghijauan area yang rawan terjadinya erosi dan banjir.
Ronny Sompie menjelaskan panjang lebar bahwa Sulawesi Utara memiliki potensi besar menjadi hub pintu gerbang perlintasan orang dan barang yang dampak ekonominya bisa terasa bukan hanya oleh masyarakat Sulawesi Utara, namun juga oleh daerah lainnya di Indonesia bagian tengah dan timur, terlebih dengan adanya IKN.

“Jadi begini, selama ini Sulawesi Utara belum dilihat sebagai pintu gerbang bagi perlintasan barang dan perlintasan orang, dari luar negeri ke Indonesia maupun sebaliknya. Karena saat ini lebih banyak ke Jakarta, Bali, Medan, Batam, yang dekat dengan Asia Tenggara.

Namun dari Asia Timur tentu lebih dekat ke Sulawesi Utara termasuk dari Asia Pasifik. Nantinya IKN akan terbangun, maka transitnya bisa berpeluang melalui Manado, kemudian menggunakan penerbangan domestik ke IKN dan daerah lainnya.

Peluang itu tentu harus kita perjuangkan bersama. Jadi bisa mengembangkan pariwisata dan sektor ekonomi lainnya, membagikan kesejahteraan untuk Indonesia bagian tengah dan timur melalui pembangunan Sulawesi Utara, yang diharapkan kedepannya bisa bersaing dengan Singapura dalam hal hub airport dan hub seaport,”  pungkas Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny F. Sompie, SH., M.H.**