PASURUAN | Brilian-news.id – Masa anak menginjak masa dewasa, adalah masa dimana anak tersebut suka bermain dan cenderung mencari jadi dirinya, atau masyarakat lebih mengenal dengan masa remaja adalah masa yang paling indah, namum sungguh prihatin nasib yang dialami Melati (nama samaran) yang diketahui sebagai salah satu warga Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, ia baru saja menginjak umur 14 tahun, sudah mengalami dugaan rudapaksa serta perkosaan yang dilakukan seorang pria berinisial AS (30) yang juga satu desa dengan korban.
Kakak korban berinisial MT (24) menceritakan asal muasal terjadinya peristiwa yang dialami adiknya. Seminggu yang lalu tepatnya pada hari Rabu (11/10), sang adik (korban) seperti biasa berangkat mengaji. Dia biasa mengaji di sebuah mushalla yang agak jauh dari rumah bersama teman-teman seumuran.
“Sebelum Magrib adik saya berangkat mengaji setiap hari dan seperti biasanya kalau pulang menjelang isyak selalu saya jemput, namun ketika hari itu tiba, hendak saya jemput adik saya sudah tidak ada,” beber MT.
Kami pihak Keluarga bingung dan berusaha mencari tahu, dimana keberadaan adik saya, setelah itu salah satu teman perempuannya mengatakan jika adik saya sudah dijemput seorang pria berinisial AS dengan menggunakan sepeda motor. ketika itu kami sebagai keluarga masih belum curiga dan berpikiran macam-macam karena AS masih kerabat dekat dari ibu saya.
“Kata temannya, waktu jemput itu bilangnya disuruh kakaknya, padahal saya sebagai kakaknya tak pernah menyuruh AS untuk menjemput adik saya,” imbuh kakak korban terlihat kesal.
Setelah itu kami sebagai pihak keluarga makin bingung ketika adik saya tak pulang semalaman. kami mulai was-was dengan keadaan korban karena dia masih sangat lugu. kami pun sempat mendatangi rumah AS namun dia juga tidak ada.
“Pada Keesokan harinya, adik saya pulang diantar tukang Ojek namum hanya sampai gang depan rumah dan ketika itu adik saya menangis dan tak mau diajak bicara serta ia sering mengurung diri di dalam kamar, dengan perilakunya yang tidak wajar tersebut, kami pihak keluarga mulai curiga kalau adik saya mengalami hal yang tidak kami inginkan,” ungkapnya.
“Melihat keanehan itu, kami keluarga berinisiatif pergi ke kantor polisi. karena kami makin curiga jika adik saya mengalami perbuatan tak senonoh.
Saat di kantor polisi, adik saya langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum, sampai hari ini kita masih menunggu hasil visum yang kini ada ditangan Polisi, setelah dari kantor Polisi adik saya mulai mau diajak bicara dan ia menceritakan apa yang sudah dilakukan AS pada dirinya.
“Pada saat pulang mengaji dan di saat kejadian, dirinya memang dijemput oleh AS dengan alasan disuruh sang kakak. Lalu dia diajak makan dan diberikan sebuah minuman. Setelah itu sang adik mengaku setengah tak sadar saat dibawa ke sebuah rumah. Terduga pelaku AS sempat mengatakan kepada adik saya jika tempat itu merupakan Desa Sapulante Kejayan,” ujarnya.
Kami pihak keluarga curiga dan menduga kuat, jika adik saya mengalami pemerkosaan yang dilakukan AS ketika semalam bersama adik saya.
“Kami pihak keluarga berharap pihak Kepolisian agar secepatnya mengusut tuntas apa yang sudah dilakukan AS pada adik saya, hingga sampai saat ini ia sering murung dan tidak mau keluar rumah,” tukasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Farouk Ashadi Haiti mengatakan jika pihaknya sudah menerima laporan terkait kejadian tersebut.
“Saat ini kasus tersebut sedang ditangani Polres Pasuruan, betul sudah lapor dan saat ini sedang ditangani,” ungkap Farouk. Rabu (11/10).