Brilian•JAKARTA – Beredarnya ajakan kerja ke luar negeri dengan iming-iming gaji tinggi melalui selebaran atau media sosial khususnya untuk tujuan ke Dubai dan Myanmar, patut diwaspadai.

Hal tersebut diingatkan oleh mantan Kapolda Bali dan Dirjen Imigrasi, Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny F. Sompie, S.H.,M.H., saat ditemui awak media menyikapi konten video di media sosial yang berisi dugaan kejahatan transnasional perdagangan orang di Dubai dan Myanmar, Minggu (24/9/2023) siang.

“Perlu dipelajari informasi ini tentang kebenarannya, agar WNI (Warga Negara Indonesia) yang ingin kerja ke Dubai untuk berhati-hati. Sementara itu, persoalan WNI yang banyak mengalami penipuan dalam hal tenaga kerja di Myanmar sudah menjadi kenyataan yang harus diantisipasi calon tenaga kerja lainnya, agar diwaspadai,” kata Ronny Sompie yang juga pernah menulis buku Exit Strategy Polemik Migran Indonesia yang diterbitkan pada bulan November 2022 lalu.

Menurutnya, Myanmar hingga saat ini belum menjadi tujuan resmi penempatan pekerja migran Indonesia.

“Myanmar bukan negara tujuan bekerja bagi WNI yang disarankan Kemnaker (Kementerian Tenaga Kerja RI) dan BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia),” tegasnya.

Terkait dengan konten video yang beredar yang diduga dibuat dan diunggah oleh seseorang yang berasal dari Asia Timur yang kemudian di-repost dan diterjemahkan oleh orang Indonesia, berisi tentang kemegahan Dubai yang mempesona dan menarik banyak orang untuk bekerja di sana, disamping di negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Laos dan Kamboja, meskipun di sana belum memiliki rumah sakit canggih sebagai ukuran. Padahal, ajakan dan tawaran bekerja dari para sindikat dengan iming-iming gaji tinggi di kota dan negara-negara tersebut menyimpan ancaman bahaya, seperti jual beli organ tubuh, kemudian dihilangkan tanpa jejak.

“Informasi dalam konten video yang beredar ini, dugaannya dibuat oleh warga Tiongkok yang bepergian ke Kota Dubai yang mewah dengan segala kemegahannya. Tetapi perlu dicermati kebenaran informasinya, jangan sampai merupakan informasi hoaks,” tutur Ronny Sompie mengingatkan.

Namun demikian, Ronny Sompie tak menampik bahwa Kota Dubai di UEA dan negara-negara lainnya di Timur Tengah masih menjadi tujuan primadona dari WNI khususnya para Calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk mengadu nasib dengan iming-iming gaji yang menggiurkan. Apalagi kesempatan bekerja di dalam negeri masih sangat terbatas.

“Dibalik semuanya itu, kewaspadaan yang antisipatif menjadi barometer dan pengingat yang sangat kuat bagi setiap WNI untuk bersikap hati-hati, terutama bagi setiap calon PMI (Pekerja Migran Indonesia) atau tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri ketika akan berangkat ke luar negeri untuk bekerja,” ujar Ronny Sompie menanggapi konten video tentang Dubai dan Myanmar.

Mantan Kadiv Humas Polri ini pun mengingatkan kepada masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri untuk mengikuti mekanisme yang yang sudah diatur oleh pemerintah agar mendapatkan perlindungan maksimal dari negara.

“Ikutilah mekanisme yang dituntun dan dibimbing oleh Kemnaker RI, BP2MI dan Dinas Tenaga Kerja di Provinsi, Kabupaten dan Kota, juga tidak harus menjauhi bimbingan dan tuntunan dari Camat dan Lurah / Kepala Desanya masing-masing. Bahkan Ketua Lingkungan dan keluarga perlu dilibatkan untuk diskusi berkaitan rencana kepergiannya dari desa / kelurahan dimana mereka tinggal untuk berjuang sebagai Calon PMI melalui jalur yang tidak jarang berujung kepada permainan mafia perdagangan orang juga penyelundupan manusia,” pesan Ronny Sompie.

Mafia TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang) dan TPPM (Tindak Pidana Penyelundupan Manusia) lintas negara, lanjutnya, seringkali memanfaatkan ketulusan dan ketidaktahuan calon PMI yang akan bekerja ke luar negeri dengan modal semangat juang. Kalau tidak memiliki uang, maka Calon PMI ini pun bisa menjadi korban pemerasan ketika sudah bekerja di luar negeri. Bahkan terjadi perlakuan biadab yang melanggar HAM bagi PMI tersebut, tanpa bisa melakukan perlawanan.

“Kehadiran negara melalui pejabat tenaga kerja di Kemnaker RI, BP2MI, Dinas Tenaga Kerja di Provinsi, Kabupaten dan Kota bisa terlaksana, ketika mereka paham dan mengetahui ada calon PMI yang memberikan informasi atau berkonsultasi dengan mereka. Tetapi yang sulit dijangkau oleh Pemerintah adalah calon PMI yang terperangkap oleh Mafia TPPO dan TPPM melalui jalur online dan media sosial. Mekanisme perekrutan dengan berbagai modus operandi penipuan dan sebagainya, sudah tidak terhitung jumlahnya,” bebernya.

Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny F. Sompie sendiri adalah sosok inspirasi juga tokoh kawanua yang pernah mendapat anugerah tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden RI Joko Widodo karena dinilai telah memberikan sumbangsih besar kepada negara saat menjabat Dirjen Imigrasi. Ia mengeluarkan kebijakan mencegah Pekerja Migran Indonesia Non Prosedural (PMI NP), mengatur penundaan terhadap permohonan penerbitan paspor dan pencegahan keberangkatan PMI NP akibat maraknya WNI yang menjadi korban TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang).**