Serangan Helikopter Tembaki 6.000 Warga Desa
Brilian*Myanmar – Jasad sedikitnya sembilan orang ditemukan di daerah Myanmar tengah setelah serangan udara yang diduga dilakukan pasukan militer, menurut sebuah laporan berita. Laporan tersebut juga menyebutkan, sebagian besar koran adalah warga sipil, termasuk dua anak-anak.
Situs berita Myanmar Now melaporkan pada Selasa, jasad warga sipil tersebut ditemukan oleh anggota tim SAR yang mencapai pinggiran desa Hnan Khar di daerah Gangaw, Magway, setelah serangan tersebut.
Dikutip awak media ini, Rabu (22/12), hanya dua dari sembilan korban merupakan anggota pasukan pertahanan anti-kudeta, sementara sisanya adalah warga desa.
Berita temuan jasad ini muncul ketika penduduk di daerah tersebut dan seorang juru bicara milisi anti-kudeta menyampaikan kepada AFP, pasukan militer mengerahkan sedikitnya satu helikopter untuk melakukan serangan udara ketika pemerintah militer berusaha menghancurkan pasukan pertahanan anti-kudeta.
Namun, Myanmar Now mengatakan, sebanyak tiga helikopter bertanggung jawab atas serangan udara mematikan itu.
Seorang penduduk lokal mengatakan kepada AFP, militer menggunakan lima helikopter dalam serangan tersebut dan pasukan menembak ke arah desa berpenduduk 6.000 orang tersebut dari udara.
Milisi anti-kudeta bermunculan di seluruh Myanmar untuk melawan balik militer setelah kudeta 1 Februari lalu. Pemerintahan militer melawan demonstran anti kudeta dengan tindakan keras di mana lebih dari 1.300 orang dilaporkan tewas.
Pengamat mengatakan, Pasukan Pertahanan Rakyat yang dibentuk warga sipil untuk melawan militer mengejutkan tentara karena efektivitas mereka, mendorong pasukan Jenderal Min Aung Hlaing ke dalam jalan buntu mematikan.
Kecaman AS dan PBB
Pada Jumat, pasukan militer pertama kali meluncurkan sebuah serangan pada pertemuan Pasukan Pertahanan Rakyat di daerah tetangga Magway, Sagaing, menggunakan helikopter dan pesawat tempur, menurut penuturan penduduk kepada AFP.
Juru bicara militer, Zaw Min Tun membenarkan militer menggunakan helikopter dalam penyerbuan tersebut, tanpa menjelaskan bagaimana helikopter digunakan.
Zaw Min Tun mengatakan tidak ada angka kematian dalam penyerbuan tersebut.
Pada Mei, Tentara Kemerdekaan Kachin, kelompok pemberontak etnis di Myanmar, mengatakan pihaknya menembak jatuh helikopter tempur militer dalam bentrokan sengit dekat daerah Momauk.
Awal bulan ini, AS dan PBB mengecam militer Myanmar terkait laporan pembunuhan 11 warga sipil, termasuk anak-anak. Kecaman ini dilontarkan setelah media lokal memberitakan, tentara menangkap 11 orang dari desa Dontaw di wilayah Sagaing menyusul serangan ranjau dan bom terhadap konvoi militer sehari sebelumnya.
Militer membantah klaim tersebut.
Pengungsi terancam
Secara terpisah, militer juga terlibat dalam konflik bersenjata dengan Persatuan Nasional Karen (KNU), sebuah kelompok pemberontak yang menentang kudeta di negara bagian Karen.
Pertempuran itu telah memaksa lebih dari 3.900 pengungsi Myanmar melintasi perbatasan dengan Thailand, menurut badan pengungsi PBB UNHCR.
UNHCR menyerukan Thailand agar memberikan mereka akses untuk para pengungsi Myanmar. Ribuan pengungsi juga diyakini terjebak di perbatasan Myanmar dan KNU memperingatkan dalam sebuah pernyataan pada Selasa, militer bisa juga menargetkan warga sipil tersebut dengan serangan udara.
KNI mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menggelar rapat darurat dan menetapkan “zona larangan terbang” untuk melindungi warga sipil.
Tinggalkan Balasan