Brilian°Kajian
۞ *اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ*۞
“Puncak dari ketinggian adab adalah ketika engkau diam dan mendengarkan seseorang yang sedang bicara kepadamu tentang sesuatu yang engkau ketahui dengan baik, sementara ia tidak menguasainya.
Ibnu Khaldun
Contohnya seperti ini :
Katakanlah engkau orang yang sangat ‘alim fikih, saking cintanya terhadap fikih, engkau sampai rela mengorbankan semua usaha, harta, dan bahkan waktu yang cukup lama, hingga 10 tahun lamanya.
Sehingga Allah menganugerahkan kefahaman yang luar biasa akan ilmu syari’at terhadapmu, dan engkau menguasai segala fan ilmu fikih dengan pemahaman yang sempurna.
Hingga suatu saat, datang seorang yang baru saja mengenal fikih, belajar fikih masih dalam hitungan bulan, bahkan aslinya masih banyak hal yang ia belum faham bahkan salah faham pada problema² fikih masa kini.
Orang tersebut menemuimu, ia belum kenal siapa dirimu, dia menjelaskan perihal ini dan itu dengan penjelasan yang ia bisa utarakan, padahal beberapa bab hukum yang ia katakan adalah pemahaman yang belum ia cerna dengan matang, tapi engkau mau diam, mau mendengarkan apa yang ia katakan, dan tidak memotong pembicaraan demi menghormati argumentasi dan perkataannya, maka disitulah letak ketinggian adabmu.
Tak lain, engkau sedang diuji, tentang bagaimana menghormati pembicaraan seseorang, engkau yang ‘alim aslinya ingin meluruskan dr pemahamannya yang salah, tp engkau lebih memilih diam menunggu ia selesai berbicara dengan niat menghormatinya.
Itulah etika seorang Faqih, yang sukses dalam ke faqihannya, faqih yang di barengi dengan adab. Maka barokah ilmunya.