Brilian•Surabaya – Limbah industri tekstil menjadi salah satu penyumbang sampah yang cukup tinggi di Indonesia. Limbah yang dimaksud berupa potongan-potongan kain yang tidak memenuhi standart kualitas atau sisa kain setelah digunakan dalam produksi.
Di Indonesia sendiri tak banyak dari pelaku industri tekstil yang memanfaatkan sisa kain menjadi barang yang berguna dan justru berakhir menjadi limbah yang tentunya akan mencemari lingkungan. Dari sedikit orang tersebut ada nama Indah Catur Agustin, perempuan asal Surabaya yang merupakan founder Sleep Buddy.
“Sekarang mulai produksi produk yang terbuat dari bahan daur ulang (recycle). Kan banyak potongan kain sprei, bantal, dan lainnya yang tidak terpakai. Tadinya potongan-potongan kain yang tidak terpakai itu hanya disimpan dalam karung atau dijual. Lama-lama numpuk karena kalau dijual juga tidak bisa cepat. Akhirnya saya berpikir untuk bisa memanfaatkan kain-kain sisa itu pada produk Sleep Buddy,” jelas Indah, Selasa (16/11).
Kain-kain sisa itu, lanjut Indah, lantas diproses menjadi benang. Indah mengakui jika benang hasil proses kain daur ulang teksturnya tak sehalus kain katun yang biasa digunakannya.
“Jadinya dalam 1 produk hanya sekitar 20 sampai 30 persen memakai kain daur ulang. Biasanya saya jadikan pinggiran/hiasannya karena teksturnya tidak sehalus kain katun yang selama ini kita pakai,” ujarnya lagi.
Dengan memanfaatkan limbah kain yang tersisa dari proses produksi pembuatan sprei atau selimut, Indah membuat alternatif material baru dengan mendaur ulang potongan-potongan kain sisa produksi untuk dimanfaatkan kembali menjadi produk-produk dengan kualitas tinggi dan unik seperti bedding bed sofa cushion (kain pembungkus bantal sofa), table runner (taplak meja), dan throw blanket (selimut sofa).
Ketiga produk daur ulang tersebut dijual secara eksklusif di platform Tokopedia dengan harga mulai dari Rp 100.000-an hingga Rp 360.000-an.
Indah mengungkapkan, produk daur ulang limbah tekstil membutuhkan perawatan ekstra. Indah menyarankan agar produk tidak dicuci menggunakan mesin cuci atau diberi pemutih pakaian.
“Cukup direndam pakai deterjen berbahan halus lalu dikucek sebentar dan dikeringkan pakai tangan saja,” imbuhnya.
Indah lantas berkisah jika Sleep Buddy hadir sejak tahun 2009. Namun tak banyak yang mengetahui jika Sleep Buddy berbasis produksi di Surabaya. Mengawali bisnis sebagai reseller di tahun 2009 dengan brandnya Sleep Buddy Bedding, Indah menjual berbagai produk sprei berkualitas. Tak disangka ini menjadi pintu pembuka berkembangnya bisnis Indah.
Banyaknya permintaan dari pelanggan melalui online membuat Indah dan suaminya, Ibrahim Syahputra memutuskan untuk membuat produknya sendiri, mulai dari sprei, bed cover, hingga kini menjual home decor.
Pentingnya istirahat dengan nyenyak salah satunya dengan menggunakan sprei dan selimut dengan bahan yang lembut namun harganya terjangkau, kian menguatkan tekad Indah untuk membuat produk sendiri.
“Rata-rata produk bedding dengan bahan yang bagus (lembut) dijual dengan harga yang tidak murah. Dari situ tercetus ide untuk bikin produk bedding sendiri dengan kualitas bahan yang lembut tapi harganya terjangkau. Setiap produk yang saya hasilkan pasti saya coba dulu. Kalau dirasa tidak nyaman ya tidak saya jual,” bebernya.
Indah mengatakan jika sempat memiliki toko offline namun akhirnya tutup dan beralih berjualan online, dari Facebook, Instagram, Whatsapp, dan di tahun 2017 akhirnya menjual di e-commerce seperti Tokopedia. Dari online tersebutlah, pesanan semakin hari dituntut untuk cepat. Inilah yang menjadi alasan Indah dan suami membangun Sleep Buddy lebih besar lagi.