Brilian•Lampung – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menggandeng sejumlah pihak untuk melacak aliran dana milik jaringan teroris Jamaah Islamiah (JI) di Lampung. Penelusuran ini dilakukan usai penangkapan para pengurus organisasi Lembaga Amil Zakat Abdurrahman Bin Auf (LAZ ABA) beberapa waktu lalu.
Deputi II BNPT Brigjen Ibnu Suhendra mengatakan, penelusuran tersebut dilakukan bersama dengan Pusat Penelusuran dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Densus 88 Antiteror.
“Penelusuran tersebut demi mengetahui secara rinci berapa nilai yang didapat dari pengumpulan dana kelompok teroris. BNPT juga bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memonitor secara ketat fund rising yang dilakukan oleh kelompok teror,” kata Ibnu dalam keterangan tertulis, Senin (8/11).
Menurutnya, LAZ ABA memiliki program dakwah, pendidikan, kesehatan, santunan sosial, solidaritas dunia Islam, pemberdayaan ekonomi umat dan tanggap bencana. Seluruh kegiatan itu disebutnya menggunakan metode fund raising untuk menyerap dana berupa sumbangan sukarela dan infaq.
“Itu menjadi modus (dan dibelokan) untuk pengumpulan dana Kelompok JI,” sebutnya.
“Dalam penangkapan di Lampung itu Densus 88 Antiteror menyita 76 kotak amal kaca berkaki, 706 kotak amal dari bahan kaca, 29 kotak amal dari bahan kayu, dan satu bendel akta pendirian organisasi,” sambungnya.
Ibnu menjelaskan, penggalangan dana itu belakangan diketahui bertujuan untuk agenda jihad global. Selain itu, JI membutuhkan dana guna pengkaderan generasi berikutnya.
Tak hanya itu saja, JI juga diketahui memberikan beasiswa terhadap 10 orang terpilih di pesantren binaannya tersebut.
“Dalam pengkaderan, dana digunakan JI untuk mengirimkan anggota terpilihnya ke negara konflik seperti Suriah dan Iraq guna menjalankan latihan militer,” jelasnya.
Ibnu menegaskan, saat ini BNPT melakukan upaya pencegahan dengan mengedukasi masyarakat mengenai bahaya pendanaan terorisme. Selain itu, Pemda juga digandeng untuk pelaksanaan Operasi Yustisi secara berkala untuk menertibkan kotak-kotak sumbangan.
“Peduduk di Lampung ini 70 persen merupakan pendatang Pulau Jawa yang menempati wilayah relatif terisolasi, sehingga sering dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian,” tutupnya.
Densus 88 Amankan 791 Kotak Amal dari Lembaga Amal Kelompok Teroris JI di Lampung
Sebelumnya, Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror mengamankan sebanyak 791 kotak amal yang digunakan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal (BM) Abdurahman bin Auf (ABA) untuk mendanai kegiatan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
“Densus 88 juga menyita 791 kotak amal, sejumlah uang dan barang lainnya. Kotak amal yang disita adalah milik Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurahman bin Auf (LAZ BM ABA)”, kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad dalam keterangannya, Rabu (3/11)
Adapun ratusan kotak amal tersebut disita dari sebuah rumah di Jalan Mahoni I,LK I, RT 06, Way Halim Permai,Way Halim, Bandar Lampung berdasarkan hasil, penangkapan tiga terduga teroris di Lampung yang merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di wilayah Jakarta dan Medan.
“Semua barang bukti dan tiga orang terduga diamankan untuk dikembangkan. Diimbau juga kepada masyarakat, ketua RT dan ketua lingkungan turut serta melakukan upaya pencegahan, seperti mengaktifkan wajib lapor 24 jam,” katanya.
“Dan jika melihat atau mengetahui hal hal yang mencurigakan terkait paham radikal agar melapor ke Bambinkamtibmas atau Babinsa,” tamba Zahwani.
Sementara itu, Ketua LK I Kelurahan Way Halim Permai Panut Darwoko mengatakan, pihaknya tidak mengetahui perihal LAZ BM ABA yang disinyalir menjadi sumber pendanaan terorisme. Sebab selama ini LAZ ABA sering melaksanakan bhakti sosial ke warga sekitar.
“Kami tahunya hanya yayasan dan sering memberikan bantuan sosial kepada anak yatim dan lainnya kepada warga. Dahulunya yang terpampang nama yayasan, lalu sering ada kegiatan seperti bekam dan lainnya,” kata Panut.
Meski demikian, sejak awal orang-orang yang berada di Kantor LAZ BM ABA ini tidak pernah berbaur dengan warga. Selama empat tahun di Way Halim Permai, yang menempati kantor tersebut bukan warga lokal.
“Sejak pertama tinggal tidak pernah berbaur dengan warga dan intinya bukan warga kami,” tegasnya.
Sebelumnya, Polisi telah mengungkap jika para teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) menggunakan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal (BM) Abdurahman bin Auf (ABA) untuk mendanai program jihad, guna mendidik anggota atau kader muda.
“Program penggalangan dana tersebut, Ini merupakan sebuah kebutuhan organisasi JI yaitu pengkaderan atau menyiapkan kader-kader dari generasi JI. Di mana program tersebut dinamakan jihad global,” ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu (3/11).
Dari hasil situ pendapatan dana LAZ BM ABA, Ramadhan menyebut jika dana tersebut nantinya akan digunakan untuk memberangkatkan para kader muda JI ke wilayah konflik di luar negeri untuk menimba sejumlah pelatihan.
“Mengirim kader-kader untuk dikirim ke daerah-daerah yang merupakan daerah sasarannya. seperti daerah konflik, negara Syria, Irak, dan Afghanistan,” kata Ramadhan.
“Untuk melatih secara nyata kader-kader di lapangannya. Ini untuk meningkatkan kemampuan pasukan tempur dari anggota JI dan tentunya untuk meningkatkan kemampuan militer dari anggota JI tersebut,” sambungnya.
Selain untuk melatih kader muda, kata Ramadhan, pemberangkatan itupun juga bertujuan bersilaturahmi dengan kelompok-kelompok radikal di negara konflik. Sehingga, hubungan dengan kelompok radikal lainnya akan terus terjalin.
“Tujuan dari program jihad global ini merupakan tujuan membangun, menjalin hubungan, atau menjalin silaturahmi, juga afiliasi dengan kelompok radikal Yang ada di negara konflik,” tegas Ramadhan pada awak media.