Produktivitas Pekerja AS Menurun ke Level Terendah dalam 40 Tahun

Ilustrasi aktifitas dan produktifitas masyarakat Amerika Serikat

Brilian•Amerika Serikat – Produktivitas pasar tenaga kerja di Amerika Serikat menurun drastis pada kuartal ketiga tahun ini hingga mencapai level terendah dalam 40 tahun. Pada periode Juli dan September 2021, pemulihan ekonomi di AS sebagian terhalang karena penyebaran COVID-19 varian Delta, yang membebani produktivitas.

Dilansir CNN Business, masalah tersebut diperberat dengan kekacauan rantai pasok yang hingga kini belum teratasi, menghambat produksi di berbagai sektor. Sehingga, produktivitas mengalami penurunan hingga 5 persen pada Juli-September. Angka ini merupakan level terendah sejak 1981, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Amerika Serikat memang tengah berada dalam resesi ekonomi selama 16 bulan. Pada kuartal ketiga tahun ini, output negara itu meningkat 1,7 persen, sementara jam kerja melonjak 7 persen.

Namun, seorang ekonom senior Wells Fargo, Sarah House mengatakan bahwa angka-angka ini tidak menunjukkan banyak tentang tren di pasar kerja. Menurut dia, sebuah data, seperti penurunan produktivitas, jarang memberikan gambaran yang lengkap.

“Ada ketidakcocokan waktu dalam hal apa yang terjadi antara penyebaran varian Delta, dan kita datang dari puncak pembukaan kembali bisnis dan semua dukungan fiskal yang ada,” kata House.

Jadi bukanlah hal yang aneh untuk melihat produktivitas melambat setelah periode peningkatan yang intens, menurut House, seperti yang telah terlihat selama fase pemulihan sebelumnya.

Bisnis di AS juga telah berjuang dengan kekurangan pekerja selama pandemi, yang berarti mereka harus membayar untuk menarik karyawan. Biaya tenaga kerja unit melonjak di AS pada kuartal ketiga, naik pada tingkat tahunan sebesar 8,3 persen,yang jauh lebih tinggi dari pada kuartal sebelumnya.

Namun turunnya produktivitas juga berarti semakin sulitnya mencari pekerja, dan semakin mahal untuk mempekerjakan mereka, tanpa membebankan biaya tambahan kepada konsumen, yang sudah membayar lebih di tengah meningkatnya biaya bahan baku dan pengiriman.

“Kami pikir pertumbuhan upah akan tetap tinggi, tetapi kami memperkirakan beberapa moderasi pada paruh kedua tahun depan. Itu akan menghilangkan beberapa tekanan dari bisnis,” ujarnya pada awak media.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *