Brilian•Nusa Tenggara Timur – Membantu sesama tidak harus memiliki harta yang banyak. Niat dan kemauan lah yang menjadi modal utama, seperti yang dilakukan oleh Rudy Taolin bersama istrinya Ni Komang Tripena Camelya, serta kakak ipar Niluh Ratna Marianti.
Ketiganya memberi nama aksi sosial tersebut “Keluarga Komang Peduli Anak NTT”. Mereka menjual pernak-pernik atau oleh-oleh khas Bali, yang hasil penjualnya akan didonasikan seluruhnya kepada anak-anak yang kurang mampu.
Menggunakan satu unit mobil pikap, Rudy Taolin, Ni Komang Tripena Camelya dan Niluh Ratna Marianti setiap hari pada jam tiga sore, ngetem di jembatan Petuk Maulafa Kupang. Lokasi ini dipilih mereka karena ramai dikunjungi warga yang hanya ingin berfoto-foto berlatar jembatan, maupun jogging.
“Kami dari keluarga Komang punya dedikasi untuk anak-anak di NTT. Setelah dari Bali dan berkeliling di Kupang, kami banyak ketemu anak-anak yang kurang mampu,” ujar Rudy saat ditemui, Sabtu (6/11).
Menurut Rudy, tahun lalu dia bersama sang istri dan kaka iparnya membuat kegiatan yang sama, namun dikhususkan bagi lansia. Para lansia yang dibantu Keluarga Komang adalah, berkategori tidak mampu di pinggiran kota atau di desa-desa.
“Tahun ini kami targetnya untuk anak-anak. Hasil penjualan ini akan kami donasikan dalam bentuk kegiatan,” ujarnya.
Rudy mengatakan, kegiatan yang akan mereka lakukan bertemakan natal yakni, Christmas Kids. Kami akan selenggarakan dalam bulan ini di Kupang Barat karena anak-anak disana memang butuh uluran tangan.
“Souvenir yang kami jual disini dengan harga paling tinggi adalah, Rp5000.000. Ya ini sangat terjangkau dan diharapkan bisa bantu anak-anak disana,” ungkapnya.
Suvenir yang dijual ada yang disumbang oleh para sponsor di Bali, ada juga yang mereka beli sendiri untuk dijual kembali. Kegiatan mereka bertiga murni untuk kegiatan sosial, karena menurut Rudy, dia dan istri serta kakak iparnya rindu melayani anak-anak yang kurang mampu di NTT.
“Awalnya, saat kami keliling NTT, kami melihat sebagian anak-anak kehidupannya masih dibawa standar. Seperti berpakaian yang sudah tidak layak, makanan yang kurang baik untuk pertumbuhan dan sebagainya, jadi kami Keluarga Komang berpikir bahwa anak-anak seperti ini harus kita bantu,” cerita Rudy.
Rudy menambahkan, untuk membantu sesama cukup dengan hal-hal sederhana. Tidak harus menunggu kaya atau berkelimpahan terlebih dahulu.
“Selain kami menjual souvenir, kami juga menerima donasi pakaian layak pakai dari orang lain, yang nantinya akan kami bagikan kepada anak-anak yang membutuhkan. Jika ada yang ingin berdonasikan kelebihannya, kami menunggu,” pungkasnya mengakhiri perbincangan bersama awak media.