Brilian•Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan secara agregat nasional penanganan pandemi Covid-19 sudah cukup terkendali. Jumlah kasus aktif terus mengalami tren penurunan. Tetapi tetap harus mewaspadai adanya tren peningkatan kasus di 131 kabupaten/kota dalam beberapa hari terakhir.
“Secara agregat nasional, penanganan pandemi Covid-19 sudah cukup terkendali, dengan jumlah kasus aktif yang terus menurun. Namun demikian, kita harus mewaspadai terjadinya tren kenaikan kasus di 131 Kabupaten/Kota dalam beberapa hari terakhir,” kata Airlangga dalam keterangan persnya, Jakarta, Selasa (2/11).
Sebagai informasi, kasus aktif secara nasional per 31 Oktober tercatat sebesar 12.318 kasus atau 0,3% dari total kasus. Angka ini sudah turun 97,85 persen dari puncak 24 Juli 2021 yakni 574.135 kasus. Dari data tersebut Airlangga menyebut angka ini jauh di bawah rata-rata Global yang sebesar 7,4 persen.
Kasus Konfirmasi Harian per tanggal 1 November sebanyak 403 kasus. Turun dari 523 kasus pada Minggu 31 Oktober kemarin, dengan rata-rata 7 hari (7 DMA) sebesar 619 kasus. Sehingga Tren penurunan 99,1 persen dari puncak kasus konfirmasi harian di 15 Juli 2021 sebanyak 56.757 kasus.
Sementara itu, untuk perkembangan di Luar Jawa-Bali mengalami tren penurunan yang konsisten. Kasus Konfirmasi Harian per 31 Oktober 2021 yakni 129 kasus dan rata-rata 7 hari (7 DMA) sebesar 209 kasus.
Sehingga jumlah Kasus Aktif per 31 Oktober sebesar 6.816 kasus atau 0,4 persen dari total kasus. Ini menunjukkan adanya tren penurunan kasus sebesar 96,9 persen dari puncak kasus aktif yang terjadi pada 6 Agustus 2021 lalu sebanyak 221.412 kasus.
“Sejak awal PPKM berdasarkan level asesmen, data 9 Agustus – 31 Oktober di luar Jawa-Bali menurun,” kata Airlangga.
Wilayah dengan persentase penurunan tertinggi terjadi di wilayah Nusa Tenggara sebesar -97,97 persen. Untuk Tingkat Kesembuhan (RR), persentase secara nasional adalah 96,33 persen, lebih tinggi dari Global sebesar 90,56 persen.
Lalu Tingkat Kesembuhan (RR) di Jawa-Bali 96,30 persen dan Luar Jawa-Bali 96,39 persen. Sedangkan, Tingkat Kematian (CFR) secara nasional yakni 3,38 persen, masih lebih tinggi daripada Global sebesar 2,02 persen. CFR di Jawa-Bali sebesar 3,50 persen dan Luar Jawa-Bali yaitu 3,12 persen.