Surabaya, Brilian – Dengan mengangkat materi Perubahan Iklim yang bertujuan untuk meningkatkan literasi lingkungan pada Guru IPA SMP di Kabupaten Nganjuk, secara kolektif Prodi (Progran Studi) S2 Pendidikan Sains Pasca Sarjana Unesa menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diikuti oleh tujuh belas guru IPA dari perwakilan SMP di kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Di karenakan masih dalam situasi pandemi, Ketua Program Studi (Kaprodi) S2 Pendidikan Sains Unesa, Dr. Eko Hariyono, M.Pd., menyatakan bahwa kegiatan tahunan tersebut dilaksanakan dengan menerapkan pola Offline dan Online.
“Di awal pertemuan pada tanggal 2 Oktober lalu, kita laksanakan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat, kemudian peserta akan melanjutkan kegiatan PKM secara online yang rencananya kita laksanakan mulai besok hari sabtu.” terangnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin, (18/10/2021).
Menurutnya, materi Perubahan Iklim merupakan salah satu riset unggulan di Prodi S2 Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya.
“Maka kami mencoba utk mengenalkan program Perubahan Iklim kepada para Guru IPA SMP di Kabupaten Nganjuk agar kedepannya bisa membelajarkan secara efektif kepada siswa.” Ujarnya.
Kepada wartawan, Dosen Pasca Sarjana Sains Unesa ini juga menjelaskan bahwa di tahun ini, kabupaten Nganjuk merupakan Kabupaten pilihan untuk menggelar PKM dengan materi Perubahan Iklim. Adapun untuk di tahun depan, kegiatan PKM oleh Prodi S2 Pendidikan Sains rencananya akan digelar pula di kota/kabupaten lain di Jawa Timur.
“Saat ini, Nganjuk memiliki potensi bencana Hidrometeorologi yang luar biasa. Salah satunya pernah terjadi banjir dan tanah longsor. Fenomena itu kan memang sangat di pengaruhi oleh kondisi lingkungan di Kabupaten Nganjuk. Banyaknya hutan yang gundul sangat berpotensi menjadi penyebab banjir dan tanah longsor. Ternyata itu menjadi salah satu masalah lingkungan yang memang butuh untuk kita sentuhkan, sehingga para guru lebih interest dan sensitif dengan apa saja yg menjadi tuntutan di masyarakat.” terangnya.
Melalui ketrampilan Guru dalam mengintegrasikan pembelajaran IPA dengan ISSUES berlingkungan, diharapkan akan dapat menghasilkan sebuah produk karya pembelajaran, yang nantinya bisa menjadi perangkat pembelajaran antar sesama guru agar dapat menjadi perangkat dalam melatih siswa dan masyarakat luas.
Kedepannya, siswa pun tidak hanya diajari dengan sekedar menguasai konsep. Akan tetapi harus dapat mengaplikasikan konsep tersebut untuk memberikan solusi dalam kehidupannya. Hal tersebut telah menjadi harapan pada masa sekarang. Bukan hanya di Indonesia, akan tetapi di semua negara.
“Semoga dengan kegiatan bersama kami (Perguruan Tinggi), banyak didapatkan manfaat, sehingga para guru pun nantinya akan memiliki sebuah karya, buku yang dihasilkan dapat kita cetak, kemudian kita sampaikan ke mereka sebagai produknya, dan dapat mereka gunakan untuk perangkat pembelajaran ke sesama dan bahkan dapat digunakan untuk mengurus kenaikan pangkat, dan untuk syarat syarat yang lainnya.” tutupnya.